PANDEMI Covid-19 masih belum usai. Selain kasus pandemi Covid-19 yang harus dihadapi, tantangan penyakit HIV/AIDS yang bisa menyerang siapa saja masih menjadi masalah kesehatan global, juga perlu diwaspadai. Agar tidak semakin menyebar dan menyebabkan kematian.
Di Kota Probolinggo, sejak Januari-November 2021, setelah dilakukan screening terhadap 4.065 orang, tercatat 43 kasus baru. Sedangkan, jumlah kumulatif yang menjalani pengobatan antiretroviral (ART) hingga saat ini sejumlah 110 orang.
Sayang, kemudian seseorang yang dengan status HIV positif sering susah berobat. Sementara, beberapa kasus, orang dengan HIV/AIDS malah memilih melakukan pengobatan di luar kota. Tidak mau di Kota Probolinggo, dengan alasan takut dikucilkan dan sebagainya.
Hal ini menjadi persoalan sosial bersama. Bahwa, stigma masyarakat dengan mengucilkan ODHA hanya akan membuat mereka menutup diri. Tidak mau berobat hingga berpotensi timbul penyakit yang berujung pada kematian.
Tekanan lingkungan sekitar seperti ini juga membuat ODHA menjadi stres hingga tinggal berpindah-pindah, sehingga membuat ODHA tidak terpantau kesehatannya. Apabila kurang pemahaman, maka risiko penularan akan meningkat.
Polemik inilah yang diangkat Pemkot Probolinggo melalui Dinas Kesehatan PPKB dalam sebuah talk show memperingati Hari AIDS Sedunia bertajuk “Akhiri AIDS Cegah HIV, Akses untuk Semua.” Talk show yang digelar di Bale Hinggil Jalan Dr. Soetomo, Kota Probolinggo, sengaja diselenggarakan Pemkot, tepat pada Peringatan Hari AIDS Sedunia, 1 Desember 2021.
Talk show ini menghadirkan narasumber pakar HIV Kota Probolinggo, Ketua Sekretariat Tetap Tim Pencegahan dan Pengendalian HIV Kota Probolinggo Sukardi Mitho. Serta, dr. Ike Yuliana dari Layanan PDP IDI Kota Probolinggo dan dari Dinas Kesehatan PPKB Kota Probolinggo Dewi Lestari.
PANDEMI Covid-19 masih belum usai. Selain kasus pandemi Covid-19 yang harus dihadapi, tantangan penyakit HIV/AIDS yang bisa menyerang siapa saja masih menjadi masalah kesehatan global, juga perlu diwaspadai. Agar tidak semakin menyebar dan menyebabkan kematian.
Di Kota Probolinggo, sejak Januari-November 2021, setelah dilakukan screening terhadap 4.065 orang, tercatat 43 kasus baru. Sedangkan, jumlah kumulatif yang menjalani pengobatan antiretroviral (ART) hingga saat ini sejumlah 110 orang.
Sayang, kemudian seseorang yang dengan status HIV positif sering susah berobat. Sementara, beberapa kasus, orang dengan HIV/AIDS malah memilih melakukan pengobatan di luar kota. Tidak mau di Kota Probolinggo, dengan alasan takut dikucilkan dan sebagainya.
Hal ini menjadi persoalan sosial bersama. Bahwa, stigma masyarakat dengan mengucilkan ODHA hanya akan membuat mereka menutup diri. Tidak mau berobat hingga berpotensi timbul penyakit yang berujung pada kematian.
Tekanan lingkungan sekitar seperti ini juga membuat ODHA menjadi stres hingga tinggal berpindah-pindah, sehingga membuat ODHA tidak terpantau kesehatannya. Apabila kurang pemahaman, maka risiko penularan akan meningkat.
Polemik inilah yang diangkat Pemkot Probolinggo melalui Dinas Kesehatan PPKB dalam sebuah talk show memperingati Hari AIDS Sedunia bertajuk “Akhiri AIDS Cegah HIV, Akses untuk Semua.” Talk show yang digelar di Bale Hinggil Jalan Dr. Soetomo, Kota Probolinggo, sengaja diselenggarakan Pemkot, tepat pada Peringatan Hari AIDS Sedunia, 1 Desember 2021.
Talk show ini menghadirkan narasumber pakar HIV Kota Probolinggo, Ketua Sekretariat Tetap Tim Pencegahan dan Pengendalian HIV Kota Probolinggo Sukardi Mitho. Serta, dr. Ike Yuliana dari Layanan PDP IDI Kota Probolinggo dan dari Dinas Kesehatan PPKB Kota Probolinggo Dewi Lestari.